Friday, November 4, 2011

Puasa Sunnah Arafah dan Sejarah Penting di Padang Arafah

Jum'at ini murabbiyah kami berhalangan hadir, karena dapat "tugas" mendadak dari suaminya mencari arsip surat penting. Karena kami mulai dihimbau untuk bergantian mengisi qultum sebelum acara inti, maka minggu ini saya mencobanya untuk pertama kalinya, hihi. Ini resumenya:


Besok tanggal 9 Dzulhijah ditetaplkan sebagai puasa sunnah Arafah, sebagaimana hadits dari Abi Qatadah r.a., ia berkata Rasulullah Saw. telah bersabda: “Puasa hari Arafah itu dapat menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang” (Riwayat Jama’ah. kecuali Bukhari dan Tarmidzi, HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang). Puasa Arafah dilakukan pada hari Arafah yaitu saat manusia wuquf di Arafah.


Hukumnya sunnah muakad, sunnah yang sering dikerjakan dan dianjurkan oleh Rasulullah. Kecuali bagi yang menunaikan ibadah haji, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, bahwa saat wuquf di Arafah Rasulullah minum susu di atas onta, supaya dilihat oleh khalayak bahwa pada saat Arafah beliau tidak berpuasa.


Wuquf di Arafah merupakan salah satu rukun haji dan menjadi puncak ibadah haji yaitu semua manusia berkumpul di padang Arafah, berdiam diri bertaubat, berdoa, dan memohon ridha Allah. Dan tidak sah ibadah haji seseorang jika tidak berwuquf, sehingga yang sakitpun harus diantar untuk wuquf. Wuquf ini menjadi replika kejadian di padang mahsyar nanti, bahwa siapapun sama derajatnya di hadapan Allah dan memakai pakaian yang sama, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya.


Di padang Arafah ini terdapat bukit Jabal Rahmah. Di bukit ini ada sejarah penting:
~ Tempat dipertemukannya kembali nabi Adam dan Hawa di bumi ketika terpisah karena perbuatan dosanya. Karena itu wuquf mengingatkan akan pertaubatan manusia atas dosa-dosa yang telah dilakukan


~ Tempat khutbah terakhir nabi Muhammad. Pada tanggal 09 Zulhijjah yang jatuh pada hari Jumaat, Rasulullah SAW melakukan wukuf di Arafah. Ketika berada di perut wadi di bilangan Urana, masih di atas unta, Nabi berdiri dan berkhutbah di depan lebih 90.000 orang yang mengelilinginya. Itulah peristiwa bersejarah yang dikenal dengan julukan “Al-Hijjatul Wada” atau “Haji Perpisahan’. Peristiwa yang begitu mengesankan dan indah, serta merupakankhulasha (kesimpulan) ajaran Islam dan sunnahnya yang ia wariskan kepada masyarakat Islam. Khutbah berlangsung di bawah panas matahari yang mampu membakar ubun-ubun, dan didengarkan dengan khidmat. Kepada Umayyah bin Rabi’ah bin Khalaf diminta mengulang keras setiap kalimat yang beliau sampaikan, agar didengar di tempat yang jauh.


~ Rasulullah SAW menjawab pertanyaan seorang ahli Najdi : Apakah Haji itu?”. Beliau menjawab, artinya : Haji itu berhenti di Arafah. Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Zulhijjah maka ia telah melaksanakan haji.


~ Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim surat Al-Maaidah ayat 3 : Al yauma akmaltu lakum diinakum, wa atmamtu ‘alaikum ni’matii, wa radhiitu lakumul islaama dinan …”,yang artinya : ” Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan aku telah ridha Islam itu menjadi agamamu ….“.(Ayat ini turun ketika Rasulullah SAW masih berada di atas onta beliau di kaki Jabal Rahmah, suatu bukit di padang Arafah)


--
Semoga besok tidak ada halangan berpuasa sunnah Arafah, dan kita semua beserta keluarga mendapatkan kesempatan memenuhi panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah haji. Amin.



0 comments: