Thursday, November 10, 2011

Cara Sederhana Mengajak Kebaikan Ke Tetangga

Masih ingat kan bahwa tiap muslim wajib berdakwah?.
“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan bagi manusia;kalian memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, dan kalian beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran : 110).
Bagaimana dengan berdakwah ke tetangga?. Boro-boro mo berdakwah, berlum berdakwah aja sudah digosibin macem-macem, oh no! :D. Atau malah dikira teroris karena penampilan sebagai "jilbaber". Hmm, teman liqo'ku mbak Atik punya cara yang menurutku sederhana tidak muluk-muluk. Mbak Atik bisa membaca Al Quran secara tartil dan sesuai mahrojnya, kebetulan menggunakan metode tilawati dan telah ikut ujian dan sertifikasi tilawati. Mbak Atik mengajar tilawati di sekolah dan sebagai salah satu celengan di akhirat mbak Atik mengajak ibu-ibu di sekitar rumah belajar membaca Al-Quran.

Suasana ngajinya tidak spaneng seperti di lembaga belajar ngaji umumnya, ya khas ibu-ibu, sambil bercanda dan berdagang, hihi. Kebetulan mbak Atik orangnya humoris. Dan inilah yang membuat mereka nyaman untuk terus datang belajar mengaji sampai bisa. Aku pun siang tadi jam 10.30 datang belajar karena ngajiku fales, dan membenahi beberapa tajwid yang masih salah.

Berdakwah dengan perbuatan, mungkin itu gambarannya, karena bercanda pun candaan yang tidak mengolok-olok dan tidak berghosib. Sesekali dikomentari dakwah halus, seperti "Iya itulah berkah mengaji, jadi tambah teman dan usahanya dikenal". Mbak Atik juga berusaha ngajak ibu-ibu ikut liqo', ada satu yang sudah mau dan rutin ikut, yang lainnya masih sungkan :).

Sederhana dan mudah ya peran mbak Atik? Tidak juga, karena mbak Atik saat ini di usia sekitar 35 an, sudah sakit rheumatik. Kalau dipaksa bekerja keras bersih-bersih dan nyuci baju terus menerus, malam harinya tangan dan kakinya linu luar biasa, besoknya pincang tidak bisa jalan agak jauh. Hmm untuk Ibu rumah tangga yang terganggu kesehatannya plus guru yang harus membagi waktu mengerjakan pekerjaan domestik yang tidak dibantu mesin cuci dan pembantu rumah tangga. Rasanya ini luar biasa karena telah mengikhlaskan meluangkan waktu 3 jam, seminggu 4 kali, mengajar mengaji dan "meladeni" ibu-ibu bercanda (ngajinya 10 menit, bercandanya 3 jam!, xixi).

Semoga mbak Atik diberi kesembuhan dan dilimpahkan pahala dan keberkahan atas ilmunya, amin.

3 comments:

Lamourbisnisku said...

suka2..wah mb atik aku banget ya, yang harus membagi waktu mengerjakan pekerjaan domestik yang tidak dibantu mesin cuci dan pembantu rumah tangga.

cmn pinter ngajinya jauhh :D

Nike Diana Amru said...

wohoohoh nyuci tidak dibantu mesin cuci juga yaaa.. waaa brarti lain kali aku nulis cerita inspiratif tentang sampyn =))

Lamourbisnisku said...

hahahaa... wajib itu ditulis..dng tulisan tebal
"jihatnya ibu2 ketika sdng mencuci baju dng tangan"
ohya jd ingat pernah ngaji di tv dibahas kl kita nyuci pakai tangan sekali kucek berguguranlah dosa2 kita,apalagi yg dicuci baju suami..hihihihi.. bu ustdzah ayooo dishare dong dasar hukumnya .. biar jd semangat ketika cuci2 meskipun perut mules2 masuk angin :D